fbpx

Fabel Elang Berhati Lembut dan Anak Gajah

elephant-gajah-eagle-rajawali-digital-illustration-watercolor-drawing

Di kala itu, seekor rajawali sedang terbang di langit yang sangat luas. Ia mengepakan sayapnya dan berputar-putar sambil melihat ke daratan di bawahnya. Ia menunggu makanan yang akan datang mendekat. Ia berharap menemukan kadal atau iguana atau kelinci. Namun, matanya menatap sosok seekor anak gajah yang sedang menangis tersedu-sedu di pinggir kolam air.

Ia sedang lapar namun wajah sedih anak gajah itu membuat hatinya tergerak. Ia pun menukik turun, mengarahkan diri ke arah si anak gajah. Kolam air itu cukup luas dan dekat dengan hutan. Sang Rajawali tersentak kaget ketika tiba-tiba sang anak gajah menggerak-gerakan belalai-nya dan tanpa sengaja memukul sang Rajawali hingga jatuh ke kolam.

Sang anak gajah terkejut dan mendekati sang burung rajawali. Untunglah ia jatuh tak jauh dari pinggir kolam. Burung gagah berbulu cokelat itu mengepak-kepakan sayapnya di dalam air. Ia berusaha keluar dari air dengan cara menggerakan sayapnya ke belakang dan memutar tubunya ke pinggir kolam. Dia ahli terbang tapi buruk dalam berenang. Saat ia melihat belalai gajah yang ada di dekatnya, ia tanpa ambil pusing segera mencengkeram belalai itu dengan cakarnya karena sayapnya lelah.

Sang anak gajah mengangkat sang burung yang bulunya basah semua. Ia mengeluarkan sang rajawali dari air dan meletakannya di pinggir kolam yang kering. Burung Rajawali berdiri sempoyongan dan karenanya ia terjatuh lagi ke pinggir kolam yang sedikit basah. Wajahnya menimpa lumpur.
“Pfffftt…”Anak gajah mengeluarkan suara kecil lalu berkata,”Maaf Tuan Rajawali, seharusnya aku tidak tertawa, tapi penampilan Anda saat ini lucu sekali.”

Sang Rajawali mau mendelik ke arah anak gajah tapi matanya tertutup lumpur. Ia pun menggoyang-goyangkan tubunya ke kiri dan kanan dengan cepat, kemudian mengepak-kepakan sayapnya ke atas dan ke bawah berharap lumpur lepas dari bulu-bulunya. Setelah sebagian lumpur tidak lagi menempel di bulunya, ia memandang ganas ke arah sang Anak Gajah yang berusaha untuk menahan tawa.

“Kalau mau tertawa, tertawa saja”kata sang Rajawali. Tanpa menunggu lama, si Anak Gajah tertawa lepas sampai mengeluarkan air mata. Sang Rajawali tak paham mengapa si Gajah kecil menertawakan dirinya sepuas hati. Apakah ia tampak sekonyol itu?

“Ahh maaf tuan Rajawali, penampilan Anda lucu sekali. Kalau Anda berkenan, biarkan saya membawa Anda ke pinggir kolam yang lebih dalam sedikit sehingga Anda bisa mandi.”
Sang Rajawali setuju dengan penawaran sang Anak Gajah. Ia pun menceburkan diri ke dalam kolam sambil mencengkeram belalai sang gajah. Ia memastikan tidak ada lumpur-lumpur yang menempel di bulunya. Setelah merasa cukup bersih, ia pun meminta Anak Gajah untuk membawanya ke pinggir kolam agar dapat mengeringkan diri.

Sambil menunggu sang Rajawali mengeringkan diri, Anak Gajah itu berkata,” Maafkan aku ya Tuan Rajawali, hari ini aku melakukan berbagai kesalahan dengan belalaiku, mungkin aku belum terlalu bisa mengontrolnya dengan benar, atau aku hanya seekor gajah yang ceroboh.”
Sang Rajawali sambil mengeringkan bulu-bulunya berkata,”Tidak masalah, anak muda memang selalu melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahannya. Itu tugas anak muda. Kamu sudah melakukan hal penting dengan bertanggung jawab atas kesalahan yang kamu buat. Kamu sudah melakukan hal yang baik.”

Sang Anak Gajah tersenyum malu mendengarkan kata-kata sang Rajawali,”Terima kasih ya Tuan Rajawali. Kata-katamu membuatku merasa lebih baik. Tapi omong-omong mengapa Anda terbang begitu rendah?”

“Aku tadi sepertinya melihat tikus untuk kutangkap di sekitar sini,”katanya berbohong menutupi maksud sebenarnya.

“Tikus?!! Ahh, aku melihat banyak di padang sebelah sana. Apakah mereka berjalan sampai sini untuk mencari air? Semoga tidak, aku tidak suka tikus,”kata sang Anak Gajah sambil menunjuk ke arah yang berlawanan dengan arah ia datang.

Mata Rajawali berbinar bahagia karena ia suka tikus, terutama tikus yang gendut. Ia pun pamit pergi untuk melanjutkan perburuannya. Sang Anak Gajah melambai